(onthel) kenang-kenangan pada masa zaman penjajahan Belanda. Sejak tahun
1989 hingga sampai saat ini mbah onthel sapaan (Muhammad Inan) mengoleksi
berbagi macam sepeda onthel. Dia tidak ingin sepeda onthel hilang, karena
kemunculan berbagai macam jenis-jenis sepeda seperti pada zaman sekarang,
yang mbah onthel inginkan adalah tetap melestarikan sepeda tua ini (onthel),
agar tidak tenggelam seiring dengan perkembangan zaman, karena sepeda
onthel memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan sepeda yang
lainnya.”
CMIIW.Com - Berawal pada massa zaman penjajahan Belanda, sepeda onthel masuk ke- Indonesia kala itu, sepeda onthel dibawa oleh orang-orang Belanda dan digunakan sebagai kendaraan sehari-hari. Lambat laun sepeda onthel menjadi salah satu mode transportasi yang banyak digunakan oleh bangsa Belanda maupun bangsa pribumi.
Lambat laun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi mulai masuklah kendaraan yang memiliki mesin, yakni sepeda motor dan mobil di Indonesia yang dibawa oleh bangsa Belanda. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus berubah dan berkembang, mulailah terjadi peralihan dari sepeda ke kendaraan bermesin yang lebih disukai kerena lebih efisien. Dengan semakin berkembangnya kendaraan bermesin dan semakin terpinggirnya sepeda onthel, ada sebagian orang yang tertarik untuk melestarikannya sebagai aset, karena semakin kuno sepeda tersebut maka akan semakin langka dan haraga-nya mahal.
Awal mula
“Pada tahun 1998-1999 Muhammad Inan yang kerap disapa (mbah onthel) mendirikan komunitas sepeda onthel yang terdiri dari sembilan orang tepatnya di Batavia Silang Monas (pertama kali Silang Monas), yaitu sebelum Monas dipagar seperti sekarang. Selama delapan tahun komunitas ini barjalan. Alasan mbah onthel mendirikan komunitas ini, “karena pada zaman dahulu harganya masih relativ murah (masih terjangkau) dan agar sepeda onthel berkembang serta dapat menarik perhatian orang asing,” ucap mbah onthel.
“Pada tahun 1998-1999 Muhammad Inan yang kerap disapa (mbah onthel) mendirikan komunitas sepeda onthel yang terdiri dari sembilan orang tepatnya di Batavia Silang Monas (pertama kali Silang Monas), yaitu sebelum Monas dipagar seperti sekarang. Selama delapan tahun komunitas ini barjalan. Alasan mbah onthel mendirikan komunitas ini, “karena pada zaman dahulu harganya masih relativ murah (masih terjangkau) dan agar sepeda onthel berkembang serta dapat menarik perhatian orang asing,” ucap mbah onthel.
Sejak tahun 2002, sepeda onthel sudah mulai berkembang pesat. Pada tahun 2003 mbah onthel mendirikan komunitas silang Monas. Setelah itu pada tahun 2003-2004 mbah onthel mendirikan komunitas sepeda onthel tepatnya di sekitar bundaran HI (Hotel Indonesia), tapi waktu itu mbah onthel belum memberikan sebuah nama dari komunitas ini. Pada saat itu ada seorang mahasiswa yang bernama Ican dan dia tergabung dalam komunitas tersebut. Ican pun berpikir-pikir untuk memberi nama komunitas tersebut. Akhirnya Ican melihat standar dari sepeda onthel dengan nama “Koba”. Setelah itu Ican memberi tahu kepada mbah onthel, agar komunitas ini dinamakan “Koba” yang berarti “Komunitas Onthel Batavia”. Akhirnya mbah onthel memutuskan untuk memberi nama Komunitas Onthel Batavia (KOBA) dari tahun 2004-2005. Seiring dengan waktu semakin banyak orang-orang yang tergabung dalam komunitas ini dan hampir berjumlah jutaan orang, karena semakin banyak masyarakat yang antusias, sehingga pada tahun 2007 didirikanlah organisasi KOSTI (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) terbesar dari sabang-marauke,” ujar mbah onthel.
Ketertarikan sepeda onthel
Keunikan dari sepeda onthel ini adalah dapat dimodifikasi sendiri, sesuai dengan keinginan-nya masing-masing, ada sebagian pengendara sepeda onthel yang memakai pakaian seragam pejuang tahun 1945 dan ada pula yang memakai pakaian putih-putih seperti zaman kompeni, hal ini mengingatkan kita pada tempo dulu. Daya tarik tersendiri dari sepeda onthel ini yang bisa di petik adalah nilai sejarah yang tinggi, peninggalan tempo dulu dan kenang-kenangan saat masa penjajahan . “Sepeda onthel terdiri dari berbagai macam-macam jenis, ada yang paling mahal dan juga ada pula yang relativ murah. Sepeda onthel paling mahal yaitu jenis Holand, Nederland, Simplek, Lucas Gazelle, Forrest,Teha dan Batavus,sedangkan yang relativ murah yaitu jenis buatan Amerika. Harga untuk buatan sepeda onthel Belanda paling mahal, karena semakin original akan semakin mahal, sekitar hampir 20 juta, sedangkan kalau yang jenis campuran sekitar hampir 2 juta,” ujar mbah onthel.
Tidak hannya orang Indonesia tetapi ada orang luar negeri yang tertarik dengan sepeda onthel, Ruben warga asal Prancis ini, sangat menyukai sepeda onthel, karena keunikan tersendiri dan waktu yang relatif lama, sehingga dia membeli sepeda onthel kepada mbah onthel untuk sebagai kenang-kenangan tempo dulu. Meskipun kini banyak jenis-jenis sepeda yang bermunculan, tetap saja sepeda onthel tak kalah saing dengan yang lain-nya, karena memiliki hati tersendiri bagi pecinta-nya.
Harapan
“Dengan seiring perkembangan zaman yang semakin maju, mbah onthel berharap khusus-nya bagi generasi penerus bangsa untuk dapat melestarikan dan menjaga sepeda tua (onthel) kenang-kenangan pada zaman Belanda, karena mempunyai nilai historis yang tinggi dan jangan pernah untuk melupakan sejarah, sebab sejarah merupakan kenangan dari suatu Bangsa,” ujar mbah onthel.
(Erlina Lubis)
Posting Komentar